Bercerita tentang Sugeng yang sangat kaya raya dan beristri Aminah yang cantik jelita sukanya pesta syukuran dirumahnya. Konon dari Aminah Sugeng memiliki seorang putra yang lahir di bulan Muharram tahun setelah 5 tahun pernikahan. Pesta kelahiran putranya itu sungguh luar biasa sampai mengundang presiden segala. Kebiasaan pesta tersebut diadakan setiap setahun sekali untuk memperingati kelahiran putranya. Putranya diberi nama Wirobakti yang sangat tampan dan berdada bidang juga sedikit cerdas. Waktu masuk sekolah TK (Taman Kanak Kanak) Wirobakti didandani ala pangeran dengan mengundang beberapa petinggi luar negeri termasuk presiden. Namun Wirobakti makin gak betah dengan pesta yang selalu megah tersebut, kenapa tidak acara syukuran biasa saja, semua juga tidak berdoa untukku agar aku senantiasa sholeh dan bahagia. Masuk SD (Sekolah Dasar) Swasta murahan dan buangan sisa para siswa tidak terpilih sampai teman-teman SD banyak yang belum bisa baca dan les privat baca ke para guru. Juga diadakan pesta untuk masuknya SD Wirobakti dan sama sekali tidak ada yang berdoa, alih-alih berdoa semua menertawakan Wirobakti dan Pak Sugeng juga Ibu Aminah. Kata kyainya yang berdoa bisa menular kebodohan Wirobakti itu dan mustahil diadakan pesta, kata Presidennya "ha ha ha anak ini cuma beruntung punya orang tua kaya, dia gak bakal masuk universitas seperti dirinya yang masih TK sudah bisa membaca". Karena tertawaan banyak orang Pak Sugeng stroke sedang sampai berat selama tahunan dan keluarga Wirobakti belum menutup diri karena semua suka pestanya.
Karena 5 Tahun sudah Pak Sugeng Stroke belum sembuh dan banyaknya biaya pengobatannya akhirnya keluarga Sugeng dan Aminah melarat, tahun itu juga Wirobakti kelas 5 SD dan rangking 1 satu sekolahan karena giatnya membantu orang tua, mengaji dan ibadah termasuk suka berjalan memangku ilmu 1 kilometer tiap hari tanpa diantar orang tua sehingga ilmu masuk semua. Aminah cuma punya toko sembako murah yang lakunya juga cukup untuk pendidikan dan keperluan Wirobakti. Tanya ibu Aminah ke Wirobakti: "Kamu disunat sekarang apa nanti kelas 6 SD", kata Wirobakti langsung ke inti :"Bu gak perlu pesta meriah dan gak perlu hutang untuk pesta, kata Ustadznya Cak Busro hutang untuk pesta sama dengan menghambur-hamburkan uang dan haram untuk hutang masalah tersebut." Kata bu Aminah ya sudah diberi air putih saja untuk doa sunatanmu termasuk uang juga pas untuk jasa penyunatan Wirobakti."
Ternyata serius Ibu Aminah tadi acara pesta Sunatan cuma gelas dan air minum saja sampai tak terduga ada seorang Wali tingkatan nabi menjadi tamu tak diundang dan dipersilahkan oleh Wirobakti dengan berkata tidak ada hidangannya. Tak terduga Ibu Aminah disuruh mengambil morong air putih dan didoai oleh Waliyullah tersebut dengan berkata ini untuk obat Pak Sugeng gratis boleh diminumkan jika iman kepada saya dan Allah.
Langsung beberapa detik morong tersebut dibawa ke Pak Sugeng di kamar sendiri dan sembuh total strokenya dan dicari waliyullah tersebut yang mana sudah pergi dan pesan ke kyai pendoa bahwa waliyullah tersebut adalah orang wiro yang dibisiki Allah agar mengobati keluarga Pak Sugeng dan untuk penghormatan ke Wirobakti yang selalu taqwa dengan tingkatan wiro' juga yang belum ada mengetahui selain Allah.
Karena rahasia selama 5 tahun bahwa Wirobakti yang berbakti kepada Pak Sugeng dan Ibu Aminah sampai hampir tidak pernah belajar sekolah dan ngaji akhirnya rangking satu sekolahan yang juga ditebar oleh waliyullah tersebut sehingga seluruh rakyat malu terhadapnya dan beberapa ribu orang diwilayahnya mengirim hadiah sunat sampai satu kamar tidak muat. Dimana keluarga Pak Sugeng mulai hari itu membiasakan adat sederhana dan bersahaja untuk pesta dan bilang semua tidak tahu rahasia hati setiap orang.
Waktu kelas 3 SMA Pak Sugeng dan Ibu Aminah berangkat haji dan umroh dengan dibayari oleh Wirobakti yang masih wiro' hasil hadiah sunatannya dan bisnis toko kelontong. Selama berangkat haji kedua orang tua Wirobakti, Wirobakti mendapat fitnah yang mengumpul mulai ia sunatan sehingga bisnis kelontongnya bangkrut dan ia kerja sambilan diluar rumah untuk cari makan dengan menjadi penjaga toko dan biaya sekolah bayar sendiri.
Setelah pulang haji kedua orang tuanya Wirobakti sangat kaget karena toko kelontong tiba-tiba bangkrut dan Wirobakti tidak tahu penyebabnya tiba-tiba toko sepi pembeli dan banyak omongan tentang seseorang yang suka main dukun, tuyul dan suka nerawang. Masalahnya Wirobakti tidak tahu bahwa yang dibicarakan tentang fitnahan tersebut adalah dirinya.
Maka diadakan pesta haji jamuan seadanya dan selama 3 hari uang dari haji mulai habis, dan Wirobakti bilang tinggal diberi air putih saja tanpa hidangan lain. Setelah besoknya sudah tidak ada lagi hidangan karena keluarga Wirobakti tidak mau berhutang sehingga semua tamu yang meledek menangis semua karena menjadi penyebab sialnya keluarga tersebut. Setiap hari warga desanya tiap lewat menangis dan setelah 5 hari dari haji, rumahnya tutup tidak ada pesta lagi dan alhamdulillah ada kiriman uang dari orang tidak dikenal sebesar Rp. 1.000.000.000 yang katanya akan dikirim tiap tahun dan dijamin tidak bakal kerampokan atau kecurian uang tersebut karena mereka sangat taqwa dan lulus ujian ketaqwaan dan keimanan. Ternyata orang itu adalah Sabdo Palon perantara langsung Allah, alias uang tersebut diberi Allah dan oleh Allah keluarga Wirobakti dijamin surga firdaus karena semuanya kewiro'an yang luar biasa.
Berita tentang keluarga Wirobakti tersebar luas ke seluruh negara dan bercerita bahwa orang wiro' tahunan pasti diberi uang satu milyar satu milyar, sehingga walau masih SMA banyak gadis cantik yang melamar Wirobakti. Karena untuk menjaga harga diri katanya nanti dijawab waktu sudah lulus kuliah karena rencananya Wirobakti akan konsentrasi mencari ilmu sampai jenjang sarjana tanpa ikatan dengan gadis manapun. Ternyata ada wanita tetangga kampung sebelah yang sangat cantik dan sholehah berhasil membujuk Wirobakti agar terima khitbah dengan syarat tanpa sentuhan dan tidak ada apel dengan terus ditunggu sampai lulus kuliah. Ternyata tiap waktu jodoh khitbah Wirobakti terus bertambah sampai ia lulus kuliah Rekayasa Program Komputer dan Jaringan dengan nilai IPK 3.9 dan alhamdulillah ia buka usaha sendiri dengan menikah kepada semua khitbahannya yang beberapa sudah wiro' dan dalam mimpinya ia dijamin surga keabadian dengan jodoh wiro'nya itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar